Dalam skenario ekonomi global saat ini, logistik memainkan peran kunci dalam memfasilitasi perdagangan. Ekspansi memastikan keberhasilan operasi bisnis. Namun, permintaan konsumen yang berubah-ubah, model bisnis yang kompleks, dan permintaan klien yang terus bertambah hanyalah beberapa faktor utama yang menimbulkan tantangan dalam merampingkan manajemen logistik. Jadi, bagaimana manajemen logistik dapat mempersonalisasi layanan standar konvensional? Ya, mungkin itulah tantangan utama yang dihadapi industri ini dalam beberapa tahun terakhir.
Tenaga kerja adalah yang bagian paling sulit dari tanggung jawab manajemen. Anda harus mempertahankan pendekatan yang manusiawi terhadap karyawan sambil tetap menjaga kepentingan organisasi tetap ada di rel yang telah ditentukan. Itu bisa menjadi persamaan rumit dalam pengaturan manajerial apa pun, tetapi terutama dalam hal manajemen logistik, karena driver dan staf sering ditempatkan di lokasi geografis yang berbeda untuk mempertahankan kecepatan rantai pasokan yang cepat. Desentralisasi tanggung jawab, dengan menunjuk manajer logistik di lokasi-lokasi utama, dengan solusi manajemen pesanan kerja yang tepat dapat membantu dalam manajemen yang lebih efisien.
Chartered Institute of Logistics dan Transport (CILT) adalah badan profesional yang mewakili industri transportasi dan logistik di seluruh dunia, dengan basis keanggotaan lebih dari 30.000 anggota di lebih dari 30 negara, memiliki tujuan "Untuk mempromosikan dan mendorong seni dan ilmu logistik dan transportasi", CILT memberikan peluang luas untuk pelatihan dan peluang belajar dengan berbagai kualifikasi dan kursus yang diakui secara internasional, bagi mereka yang membutuhkan dukungan dan bantuan dengan Pengembangan Profesional berkelanjutan. Sehingga mampu menjawab tantangan managerial dalam mengelola dan memimpin operasi logistik.
Pelatihan ini menjelaskan persaingan pasar saat ini pada industri transportasi umum, khususnya di sektor pengiriman dan pelabuhan. Peserta pelatihan akan ditekankan perlunya pemasaran aktif di sektor pelabuhan melalui diskusi tentang konsep pemasaran modern dengan tujuan melakukan riset pemasran dan menerapkan temuan-temuan itu dalam kampanye pemasaran
Tujuan pelatihan operator Empty Container Handler (ECH) yang bersertifikat STC International dan PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia ini adalah untuk mengembangkan seorang kandidat yang mahir dalam menggunakan Empty Container Handler (ECH), yang mampu bekerja dengan aman dan efisien setiap saat. Dengan cara ini, efisiensi operasi di pelabuhan akan meningkat dan operasi yang lebih aman terjadi. Pelatihan dimulai dengan latar belakang teori singkat (1 hari), sebelum memulai pelatihan tentang Reach Stacker melalui sejumlah latihan (4 hari). Pada hari terakhir, penilaian akhir dilakukan untuk menilai apakah para peserta mahir.
Lingkungan organisasi menjadi semakin besar dan kompleks sehingga pendekatan tradisional terhadap manajemen risiko dan audit internal perlu dioptimalkan secara menyeluruh agar tetap efektif. Konsep GRC (Governance-Risk-Compliance) atau Combined Assurance mengharuskan organisasi untuk memiliki pandangan terintegrasi dan menyeluruh terhadap tata kelola, manajemen risiko, pengendalian, kepatuhan, dan kepastian untuk bertahan dan berkembang di dunia modern.
Dengan adanya implementasi GRC yang efektif, organisasi dapat mengurangi biaya, melakukan pengambilan keputusan yang lebih baik, serta memiliki visibilitas terhadap lingkungan risiko dan pengendalian yang lebih baik. Program ini berfokus pada langkah-langkah untuk mengintegrasikan fungsi GRC untuk mencapai tujuan organisasi dengan tetap mengatasi ketidakpastian dan bertindak secara berintegritas.